Home » , » SIBEO JADI RAJA

SIBEO JADI RAJA

Written By black on Sabtu, 30 Mei 2009 | 03.07


SIBEO JADI RAJA


Dihutan nan jauh disana sedang diadakan pemilihan raja hutan yang baru, sebab Sang Singa raja hutan yang lama sudah habis masa jabatanya.

Ramailah semu binatang berlomba-lomba menjadi raja hutan yang baru, bahkan saking ramainya sulit membedakan mana yang bener-bener jujur mana yang jujur-jujuran , pokoke yang salah karo yang bener wis campur aduk koyo kredok keinjek kebo.

Kalo diperhatikan ini mirip pesta piala dunia 4 tahun sekali, semua orang lupa segala hal, mata, pikirana dan kegiatan semuanya focus pada piala dunia.

Semua itupun terjadi dipesta demokrasi 5 tahunan ini, orang yang dulu rame pada antri minyak tanah dan pembagian jatah gas LPJ, sekarang pada rame antri pembagian kaos partai dan atributnya,”ya….berharap juga dapet uang makan tuh..”, kalo dulu pada teriak demo tolak kenaikan harga BBM, Bubarkan ini itu, sekarang malah rame terik dukung jagoanya di kampanye.

Tapi bagus lah itung-itung jadi pelepas lara sementara, bisa sejenak melupakan harga minyak tanah dan gas LPJ yang naik dan semakin langka, dan semua teriak ayoooo…berpesta.

Alkisah Si Beo yang cerewet ikut nyalon jadi raja hutan yang baru, jelas dong kalo urusan ngoceh Si Beo paling jago.

Layaknya orang yang lagi jualan promosi is nomor one, segala cara sibeo lakukan, dari mulai hal kecil, pasang photo dengan senyuman dan ukuran segede mungkin dijalan-jalan protokol, biarin aja pengguna jalan ga liat rambu-rambu lalulintas, Kecelakaan? Bodo amaaa…t, hal yang besarpun wis ta lakoni, pasang iklan di TV, ikutan acara TV, sumbang sana sumbang sini, ya…kata istilahkan “tak kenal maka tak sayang”, bahkan hal yang sedikit nekedpun diembat juga,ya…seperti ngebeberin kegagalan pemimpin lama atau saingan yang ada, jelasnya Cuma mau ngasi tau kalo dia bisa lebih baik darri siapapun, ups…hati-hati tuh mas entar TUHAN marah loh.

Yang pasti si beo selalu berusaha menyuguhkan satu harapan yang baru, akan datangnya perubahan di hutan tercinta ini, lumayan lah jadi punya harapan lagi dari pada tidak berharap sama sekali, tapi hati-hati perubahankan ada dua macam loh, bisa lebih baik atau bahkan lebih buruk, kalau asal berubah saja sih ngeri juga.

Satu hal yang ga Si beo lupakan, istilahnya sih ikut-ikutan tren, yaitu ngoceh sebanyak mungkin tentang wong cilik , bilang aja “saya bergerak berdasarkan rakyat kecil”, “Pembela wong cilik”, “Pejuang aspirasi rakyat kecil”, “Bersama rakyat kecil saya akan menciptakan perubahan”, dan buaaa…nyaaaaa…k lagi. Yang jadi heran, kenapa rakyat kecil itu hanya diinget lima tahun sekali,Wong cilik ko musiman kaya mangga aja,

ya…apapun itu yang di lakukan si beo sah-sah saja, namanya juga promosi, ga Cuma beo doang ko yang lain juga sama.

Singkat cerita si beo terpilih jadi raja hutan yang baru, ya iya lah beo gitu lo, urusan cuap-cuap mah nomor wahid.

Cerita lamapun terjadi, setelah duduk dikursi yang empuk dan istana yang nyaman, lupa tuh sama wong cilk. Si beo malah sibuk memperkaya dirinya sendiri, semua janji-janjinya ga ada yang jadi kenyataan.

Yang jadi bingung si beo yang salah atau kita yang bego, udah tau beo Cuma bisa ngomong doang padahal dia ga ngerti apa yang dia omongin, di pilih juga.

Tidak terasa sudah cukup lama si beo menduduki tahta, tapi yang terjadi malah dia semakin kaya, kalo ada yang ngingetin, dia malah jawab “ya…jalan menuju kesini itukan tidak mudah dan perlu biaya yang ga sedikit, ya…bisa-bisa balik modal, mudah-mudahan aja bisa untung lumayankan?, kalo masalah perubahan, hutan inikan luas, ga cukup waktu yang sebentar, ya bo sabar toh. Sabar sih sabar, tapi kalau kelamaan yang kelaparan keburu mati mas.

Satu hal yang harus kita catat dari si beo, dia itu pintar, buktinya, dalam beberapa bulan kita bisa ter hipnotis melupakan semuanya hanya untuk si beo, yang sudah jelas kita tau kalo beo itu Cuma bisa ngomong doang, dia bisa berhasil bukan berarti dia punya kemampuan untuk jadi seorang pemimpin, tapi bagaimana cara memanfaatkan keadaan itu yang terpenting.

Pesta demokrasi pesta kita semua, bukan hanya milik mereka pala calon-calon pemimpin, kita semua peseserta pesta lima tahunan ini. Kita ini bukan alat pesta, yang hanya dijadikan kendaraan atau diingat lima tahun sekali saja, pilih dengan hati dan akal sehat kita mana yang bisa membawa kita dan bangsa ini lebih baik bukan Cuma mengantarkan, Jangan sampai sekarang kita terbawa suasana dan terlarut di pesta lima tahunan ini, karena duren kualitas terbaik akan mudah dilihat kalau bukan musim duren,tapi kalau musim duren datang, semua duren akan bilang kalau ini kualitas terbaik dan kita bisa temukan duren dimana-mana.

Pemilu bukan ajang kompetisi, ada yang menang dan yang kalah, pemilu bukan ajang promosi, yang menghitung untung dan rugi, tapi pemilu ajang untuk berprestasi.

Berhenti jadi pelawak yang mengerahkan masa ketika kalah, hapus kata menang dan kalah, bukan mau menggurui, dalam pemilu tidak ada kelompok yang menang dan yang kalah, tapi menang bersama, bergembira bersama telah berhasil menegakan demokrasi.

Siapapun yang terpilih tidak masalah, karena maujadi apapun kita dinegeri ini, baik jadi pemimpin atau hanya jadi rakyatnya saja, yang penting kita bisa jadi yang terbaik dinegeri ini. Mari kita bersama-sama menjadi pemenang di pesta demokrasi ini.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS